Laman

Minggu, 21 Maret 2010

kawasan bermagnet yang ada di bumi.... subhanallah..


MADINAH memiliki banyak objek wisata ziarah yang selalu ramai dikunjungi jamaah haji, seperti Makam Rasulullah di Masjid Nabawi, Bukit Uhud, Masjid Quba, dan Masjid Qiblatin. Namun, ada juga tempat wisata yang mungkin jamaah jarang mendengarnya.

Tempat itu dikenal sebagai Al Khlail, sekitar 40 km utara Madinah. Tempat ini merupakan kawasan datar luas yang dikelilingi bukit-bukit. Yang istimewa, bukan karena banyaknya perbukitan yang indah, melainkan karena kawasan ini merupakan daerah bermedan magnet bumi. Dengan demikian, bila mobil datang dari arah yang menentang maka jalannya terasa berat. Sebaliknya, jika searah dengan dorongan magnet, jalannya akan sangat kencang.

Saya pertama kali mendengar cerita tentang daerah itu dari Iman, penanggung jawab operasional Katering Al Hamra. Saya langsung tertarik dan ingin mendatanginya.

Kemudian kami serombongan yang terdiri atas 10 orang menggunakan mobil station ke Al Khlail. Kebetulan rekan-rekan wartawan dari Media Center Haji (MCH) Jeddah sedang berkunjung ke Madinah, sehingga mereka juga ikut.

Jalan menuju ke sana sangat mulus dengan lebar kira-kira 15 meter untuk dua lajur. Menurut Zaini, seorang tenaga musiman haji, jalan tersebut baru dibangun setahun lalu. Dan, memang jalan itu dibangun khusus untuk menuju ke kawasan magnet bumi dan berakhir di sana.

Jalan menuju ke sana termasuk rata, melewati perkebunan kurma di kanan dan kiri jalan dengan area sepanjang 3 km. Perkebunan itu milik perusahaan kurma Al Dagal yang mendirikan pabrik di sekitar perkebunan. Pada jarak 10 km dari pusat magnet, jalan mobil terasa mulai berat. Semakin dekat semakin berat. ”Seperti ada yang menolak jalannya mobil, Pak,” tutur Muin, sopir kami.

Dia juga mengatakan, gas sudah diinjak penuh tetapi kecepatan berkisar 100 km/jam, tak bisa lebih lagi. Padahal dalam perjalanan dari Makkah ke Madinah, ketika saya mengemudi dan menginjak habis gas, mobil bisa melaju 150 km/jam di tengah terpaan angin gurun. Kali ini tak ada angin keras menerpa, Muin merasakan gas dan jalan mobil terasa berat.

Sekitar 5 km dari akhir perjalanan, Muin menghentikan mobil. Dia mematikan mesin mobil pada posisi jalan yang menurun. Tiba-tiba seperti ada yang menyedot, mobil berjalan mundur. Ini berarti, mobil berjalan ke arah jalan yang agak menanjak. Kami takjub, karena merasakan tarikan kuat ketika mobil mundur.

Kami kemudian melanjutkan perjalanan hingga di area buntu, sebuah tanah lapang yang sangat luas. Jalan aspal tadi kemudian melingkar untuk kemudian berbalik lagi ke arah kami datang. Lingkaran jalan aspal itu seakan dikepung perbukitan yang penuh batu besar dan tertata dengan bagus.

Daerah ini pada hari Kamis didatangi banyak keluarga Arab untuk berwisata. Beberapa tenda tampak terpasang di area yang ditanami pohon. Beberapa anak muda tampak berjaga di sebuah pangkalan yang menyewakan motor untuk jalan berpasir.

Kali ini Muin mengarahkan mobil ke jalan tanah dan bergelombang. Dia mematikan mesin mobil lagi. Tiba-tiba, wuuuttt …. Mobil tertarik ke belakang, bahkan bisa melewati beberapa gundukan jalan tanah.

Kami kemudian mengabadikan gambar berbagai bukit yang indah itu. ”Hei jangan lupa memasang rem tangan, nanti mobilnya jalan. Bisa-bisa kita ketabrak,” ujar Riswati dari RRI Jakarta.

Mesin Mati

Penasaran ingin merasakan bagaimana tarikan medan magnet bumi pada mobil, saya mengambil alih kemudi dari Muin. Saya mengarahkan mobil pada posisi kami datang. Mesin kemudian saya matikan. Mobil kemudian perlahan-lahan mulai jalan sendiri.

Pada kilometer pertama, jarum penunjuk speedometer pada angka 20 km/jam dan bergerak ke 40 km/jam. Terus meningkat kecepatan, jarum penunjuk angka speedometer terus bergerak ke kanan. Ketika kecepatan 60 km/jam tercapai, rekan-rekan di belakang berteriak-teriak ramai seakan tak percaya. Sebagian lagi sibuk melongok ke speedometer dan mencatat perkembangan kecepatan mobil.

Jalan di depan saya jelas terlihat rata, bahkan beberapa tempat terlihat agak menanjak. Namun, kecepatan mobil terus bertambah. Lalu, pada kilometer kelima kecepatan mobil 110 km/jam. Saya benar-benar takjub, karena memegang kemudi dan bisa merasakan langsung daya dorong magnet bumi itu terhadap mobil. Namun, rupanya rekan di belakang ada yang tak percaya bahwa mesin mobil mati. ”Bagas, kaki kamu nginjak pedal gas kan?” tanya Riswati.

”Enggak, nih kaki saya,” jawab saya sambil mengangkat kedua kaki ke dashboard. Baru mereka percaya, laju mobil bukan karena dorongan mesin, melainkan dorongan magnet bumi. Mereka benar-benar heran dan berulang-ulang mengucap ”Subhanallah”.

Pada kilometer keenam sampai ke-10, laju mobil mulai berkurang. Efek magnet semakin berkurang. Kecepatan maksimal yang bisa dicapai hanya 110 km/jam.

Menurut Iman, sebenarnya jika mengendarai mobil-mobil Amerika yang lebih berat, kecepatan akan bisa lebih tinggi lagi. ”Semakin berat mobil, magnet akan semakin mendorong mobil lebih cepat.”

Penasaran ingin mengetahui perbedaan berat mobil dengan perbedaan kecepatannya, Sabtu (17/1) kemarin, saya mengajak empat teman ke Al Khlail lagi. Jadi, kali ini serombongan cuma lima orang.

Dari pusat kawasan itu, saya kembali mengarahkan mobil ke arah jalan pulang. Mesin saya matikan. Mobil mulai jalan sendiri dan makin lama makin kencang.

Pada kilometer kelima, yang pada Kamis lalu kecepatan bisa menembus 110 km/jam, kali ini kecepatan maksimal yang bisa dicapai cuma 95 km/jam. Setelah itu, kecepatan semakin berkurang ketika menjauhi pusat magnet bumi. Ternyata memang terbukti, semakin ringan beban mobil semakin berkurang pula kecepatan akibat dorongan magnet tersebut.

waw..... ada monumen kapal selam...


Monumen Kapal Selam

Seperti apa kapal selam milik militer Indonesia pada masa itu? Anda bisa menyaksikan salah satu kapal selam milik Indonesia secara utuh lengkap dengan persenjataannya di Monumen Kapal Selam yang dikelola oleh TNI AL. Monumen ini terletak di samping salah satu sungai utama di Surabaya yaitu Kalimas, tepatnya di samping Plaza Surabaya.

Monumen Kapal Selam di Surabaya diresmikan pada tanggal 27 Juni 1998. Karena terletak di pusat kota Surabaya sebagai kota Pahlawan, maka Monumen Kapal Selam bisa menjadi sarana pendidikan yang mendidik sekaligus menghibur bagi Anda dan putra-putri Anda.

Untuk membawa kapal selam ke tengah kota Surabaya tidaklah mudah. Mula-mula kapal selam tersebut dipotong menjadi 16 bagian. Lalu dibawa ke area Monumen Kapal Selam setelah itu dirakit kembali.

Air Terjun Mengeluarkan Darah Yang Mengalir

Inilah salah satu fenomena alam yang langka terjadi, bagaimana tidak dari sebuah sumber air yang mengalir pada sebuah air terjun bisa terdapat aliran darah yang mengalir terus menerus namun agak lambat. Hal ini terjadi di sebuah Gletser di Antartika tepatnya di lembahMc Murdo wilayah kutub selatan. Pertama kali seorang geolog menemukan air terjun beku tahun 1911 dan mereka menemui hal aneh yang mereka kira adalah warna merah yang mengalir merupakan warna yang berasal dari ganggang merah, namun sifta sejatinya ternyata lebih dari yang mereka duga.
Fenomena Alam yang sangat aneh dan langka, sebuah air terjun  mengeluarkan semacam darah terus menerus

Fenomena Alam yang sangat aneh dan langka, sebuah air terjun mengeluarkan semacam darah terus menerus

Kira-kira 2 juta tahun yang lalu Gletser Taylor terkurung dibawah aliran air yang mengandung kumpulan mikroba kuno, dan mereka terisolasi disana dibawah lapisan es yang sangat tebal secara alami, berkembang secara independen mikroba ini hidup tanpa cahaya, panas dan oksigen, dan disana mereka terperangkap pada suatu kondisi salinitas yang sangat tinggi dan kaya akan zat besi sehingga memberikan warna yang merah sama dengan zat besi dalam darah.

fenomena alam yang aneg terjadi di dunia...


berikut adalah beberapa fenomena alama yang luar biasa yang terjadi
diberbagai daerah dibelahan bumi, dimana fenomena tersebut tidak
terjadi merata diberbagai daerah dibelahan Dunia.
1. Petir Abadi di Venezuela
Petir Catatumbo yang misterius adalah sebuah fenomena alam yang unik
di dunia. Terletak di muara sungai Catatumbo di Danau Maracaibo.
Fenomena ini berupa awan petir yang membentuk sebuah "garis" kilat
sepanjang 5 kilometer, setiap 140 - 160 malam dalam setahun, selama 10
jam tiap malam, dan lebih dari 280 kali dalam 1 jam itu. Ini hampir
bisa disebut 'badai
permanen'. Petir ini mempunyai intensitas 400.000 ampere dan terlihat
hingga 400 km jauhnya. Menurut penelitian, petir ini terjadi karena
tumbukan angin yang berasal dari Pegunungan Andes. Petir ini juga
dijadikan sebagai navigasi oleh para pelaut.
2. Hujan Ikan di Honduras
The Rain of Fishes (Hujan ikan) ada diceritakan dalam Cerita Rakyat
Honduras. Namun, juga terjadi secara nyata di Departamento de Yoro,
antara bulan Mei dan Juli. Saksi mengatakan bahwa fenomena ini dimulai
dengan awan gelap di langit, diikuti dengan kilat, guntur, angin
kencang dan hujan lebat selama 2 - 3 jam. Setelah hujan berhenti,
ratusan ikan ditemukan hidup di tanah. Orang mengambil ikan - ikan ini
dan memasaknya. Sejak 1998, Festival Hujan Ikan dirayakan setiap tahun
di kota Yoro.
3. Kambing yang
Memanjat di Maroko
Kambing yang memanjat pohon, hanya dapat ditemukan di Maroko. Kambing
ini memanjat pohon karena ingin memakan buah dari Pohon Argan, yang
mirip dengan Buah Zaitun. (sori ga ada keterangan lebih lanjut)
4. Hujan Merah di Kerala
Dari 25 Juli sampai 23 September 2001, hujan merah turun di selatan
India, Propinsi Kerala. Tidak hanya merah, hujan warna kuning, hijau
dan hitam juga dilaporkan terjadi. Pemerintah India menemukan bahwa
hujan ini telah "diwarnai" oleh spora dari alga, yang tersebar di
udara. Kemudian, awal tahun 2006, Kerala pun menjadi perhatian dunia.
5. Ombak Terpanjang di Brazil
Dua kali dalam setahun, antara Februari dan Maret, air Samudera
Atlantik bertumpuk di Sungai Amazon, menciptakan gelombang ombak
terpanjang di dunia. Fenomena ini disebabkan oleh arus Samudera
Atantik yang memenuhi muara sungai, sehingga menghasilkan ombak
setinggi 12 kaki yang dapat berlangsung hingga lebih dari setengah
jam.
6. Matahari Hitam di Denmark
Selama musim semi di Denmark, sekitar satu setengah jam sebelum senja,
lebih dari 1 juta Sturnus Vulgaris (sejenis burung) berkumpul dari
seluruh pelosok untuk bergabung dan membentuk suatu kumpulan yang luar
biasa besar di udara. Hinnga membuat langit menjadi terasa gelap.
Fenomena ini disebut Black Sun, dan dapat disaksikan di awal
musim semi di barat Denmark.
7. Pelangi Api di Idaho
Femonena atmosfer yang dikenal dengan circumhorizon arc atau Fire
Rainbow (pelangi api), akan muncul ketika matahari berada tinggi
(lebih dari 58 derajat diatas horizon). Cahaya matahari menembus lurus
dan menyinari awan cirrus, sehingga menghasilkan semacam lempengan
kristal segi enam dan membentuk efek prisma. Sehingga terlihat pelangi
yang berbentuk seperti api.

Gambar Dua Mata di Langit Besakih

Seperti yang beredar luas dikalangan warga sekitar Pura Besakih tentang sebuah video fenomena alam berupa gambar dua buah mata di langit Besakih yang diperkirakan terjadi pada puncak Karya Panca Wali Krama 2009 yang lalu. Kejadian yang aneh serta berbau mistis ini bahkan sempat dipublikasikan oleh sebuah harian lokal.

Video yang berdurasi 1 menit 12 detik ini memperlihatkan suasana agak gelap dalam cuaca hujan disertai gemuruh hujan angin dan petir.

Di dalam video ini sangat jelas nampak rangkaian awan yang menyerupai gambar dua buah mata dengan sorot mata yang tajam dan menyeramkan. Pada awal menyaksikan video ini, kesan menyeramkan sangat kental terasa, backsound lagu spiritual menambah kental nuansa mistisnya, apalagi kalau hal ini dikaitkan dengan sebuh prosesi keagamaan yang hanya terjadi 10 tahun sekali di Pura Besakih.

Terlebih lagi issue nya bahwa video ini diambil oleh seorang penekun spiritual yang pedek tangkil (Sembahyang) ke Pura Besakih pada H-1 menjelang prosesi Melasti Karya Agung Panca Bali Krama.


video yang beredar di kalangan warga besakih

Dengan tidak mengurangi rasa hormat atas keagungan Ida Sang Hyang Widi Wasa sebagai Tuhan penguasa alam semesta, tim redaksi Bali Kami dibantu tim teknis dari Studio Kami mencoba melakukan analisa imliah tentang video ini.

Dari hasil pengamatan tim Bali Kami, ditemukan video serupa yang terjadi sekitar bulan Oktober 2007 di sebuah kawasan di Ukrania. Video yang serupa ini berdurasi lebih panjang sekitar 2 menit 44 detik dengan backsound suara gemuruh angin ribut serta pembicaraan beberapa orang dalam bahasa yang tidak kami mengerti dan dipastikan bahwa bahasa yang digunakan oleh orang – orang itu adalah bukan bahasa Bali.